BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan konsumen kemudian memproduksi barang atau jasa yang
dibutuhkan konsumen tersebut dan meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan
barang atau jasa tersebut, sehingga terjadi transaksi atau pertukaran antara
produsen dengan konsumen. Pertukaran atau transaksi tersebut menyebabkan
konsumen mendapatkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat kepada
mereka, dan konsumen memberikan sejumlah imbalan dalam bentuk uang atau lainnya
kepada produsen.
Philip Kotler (2008:6) mengatakan bahwa,
pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.
2.1.1.
Bauran
Pemasaran
Bauran
pemasaran atau marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Alat pemasaran yang
sangat populer dibagi ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan nama 4P,
yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion
(promosi atau komunikasi). Alat pemasaran untuk jasa dikenal dengan sebutan 7P
(4P + 3P) atau 4P yang diperluas.Ke 3P itu adalah people (orang-orang), process
(proses), dan proof (bukti).
Keempat unsur bauran pemasaran tersebut
harus dirumuskan dan dirancang berdasarkan kebutuhan dan kepentingan konsumen,
karena konsumen adalah sasaran dari semua kegiatan pokok pemasaran.
2.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen
merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku konsumen individual,
kelompok, dan anggota masyarakat yang secara terus-menerus mengalami perubahan.
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi
yang dinamis mengenai perasaan, kognisi, perilaku, dan lingkungan di mana
individu melakukan pertukaran dalam berbagai aspek di dalam kehidupannya
(Petter dan Olson, 2010:5).
Hawkins
dan Motherbaugh (2013:6) menyatakan, “Consumer behavior is the study if individuals, groups or
organization, andf the processes the use to select, secure, use, and dispose of
product, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact the
these processes have on the consumer and society”. Yang artinya perilaku
konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok organisasi serta
proses yang dilakukan untuk memilih mengamankan menggunakan dan mengentikan
produk jasa pengalaman ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap
konsumen dan masyarakat.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Faktor – faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong, ( 2001:196 )
1.
Faktor
Budaya
Faktor
kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap
perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur,
sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.
2.
Faktor
Sosial
Faktor
sosialjuga dapat mempengaruhi perilaku konsumen seperti, kelompok kecil,
keluarga, peran dan status sosialdari konsumen. Faktor-faktor tersebut sangat
mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar
memperhitungkan untuk menyusun strategi pemasaran.
3.
Faktor
Pribadi
Keputusan
seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karateristik pribadi seperti usia dan
tahap daur hidup pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian
dan diri pembeli yang bersangkutan.
4.
Faktor
Psikologis
Pada
suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat
biogenetik maupun biologis. Namun pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi
oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, proes belajar,
serta kepercayaan dan sikap.
2.3.1.
Gaya
Hidup
Konsep
gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya
berbeda. Gaya hidup lebih menunjukkan pada bagaimana individu menjalankan
kehidupannya. Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan
individu dalam hal bagaimana mereka menghabiskan uang dan waktunya ( Solomon,
2011). Sedangkan kepribadian lebih merujuk kepada karateristik psikologi yang
melekat pada individu, keduanya terkait erat.
Gaya
hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan
waktunya (pattern in which people live and spend in time and money, Engel,
Blackwell, dan Miniard, 1995 hal. 449). Dari definisi
di
atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang,
yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang
dimilikinya.
Gaya hidup seringkali digambarkan
dengan kegiatan, minat, dan opinidari seseorang (activities, interest, and
opinions). Dari prespektif ekonomi, gaya hidup seseorang biasanya tidak
permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan
merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya. Misalnya,
seseorang baru saja dipromosikan menjadi direktur sebuahy perusahaan ternama.
Jabatan baru tersebut menuntutnya harus berpakaian yang ssesuai dengan
jabatannya. Ia mungkin lebih sering makan di restoran bersama kliennya, yang
sebelumnya jarang ia lakukan. Intinya perubahan gaya hidup akan mengubah pola
konsumsi seseorang.
2.3.2.
Harga
Dalam
pemasaran pada umumnya berkaitan langsung dengan masalah harga suatu produk.
Apakah harga sudah sesuai dengan kualitas produk? Berapakah harga yang sesuai?
Jika penentuan atau penetapan harga tidak sesuai dengan kondisi produk, tentu
saja akan masalah bagi pemasar. Misalnya harga yang ditetapkan terlalu mahal
atau terlalu murah untuk produk untuk kualitas tertentu. Jika penetapan harga
terlalu mahal, tidak sesuai dengan kualitasnya, konsumen cenderung
meninggalkannya dan mencari produk sejenis lainnya. Sebaliknya jika penetapan
harga produk terlalu murah, konsumen ada kemungkinan akan membeli dalam jumlah
relatif banyak. Pada akhirnya kedua kesalahan penetapan harga produk di atas,
sama-sama menimbulkan kerugian bagi produsen.
Menurut
Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu.
Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil,
harga seringkali ditetapkan oleh manajemen puncak. Di perusahaan-perusahaan
besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer devisi atau manajer
lini produk. Bahkan dalam perusahaan-perusahaan ini, manajemen puncak menyusun
tujuan dan kebijakan tentang penetapan harga umum dan seringkali menyetujui
harga yang diusulkan oleh manajemen peringkat bawah.
2.3.3.
Fitur
Fitur
produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan
produk-produk pesaing seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong
(2004:348) bahwa feature are competitive tool for diferentiating the company’s
product from competitor’s product, yang artinya fitur adalah alat untuk
bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa.Yang
tidak dimiliki oleh produk lainnya. Biasanya karateristik yang melekat dalam
suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara
terus-menerus.
2.4 Proses Pengambilan Keputusan
Pengenalan
masalah
|
Pencarian
informasi
|
Evaluasi
alternatif
|
Keputusan
membeli
|
Perilaku
pascabeli
|
z
Gambar
2.1
Model Proses
Pembelian Lima Tahap (Ujang Sumarwan)
a.
Pengenalan
Masalah
Menurut
Ujang Sumarwan (2011:361), Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen
menghadapi suatu masalah, yaitu suatu kedaan dimana terdapat perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
b.
Pencarian
Informasi
Menurut
Ujang Sumarwan (2011:363) pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen
memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di
dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar
(pencarian eksternal).
c.
Evaluasi
Alternatif
Menurut
Ujang Sumarwan (2011:367) tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah
evaluasi alternatif (pre-purchase alternative evaluation). Evaluasi alternatif
adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai
dengan yang dinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen
membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut
Mowen dan Minor (1998), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap,
dan intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Proses
evaluasi alternatif dan proses pembentukan kepercayaan dan sikap adalah proses
yang sangat terkait erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternati
pilihan.
d.
Keputusan
Membeli
Menurut
Ujang Sumarwan (2011:377) Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan
dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan
pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli,
apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dan bagaimana cara membayarnya.
e.
Perilaku
Pascakonsumsi
Menurut
Ujang Sumarwan (2011:386) Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan
melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya, inilah
yang disebut sebagai evaluasi alternatif pascapembelian atau pasca konsumsi.
Proses ini bisa juga disebut sebagai proses evaluasi alternatif tahap kedua.
Hasil dari proses evaluasi pascakonsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas
terhadap konsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya. Setelah
mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas atau
tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan
mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya,
perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan
pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut.
2.5 Kajian Penelitian Sejenis
1.
Nama Penulis : Dian Ayu Puspita Ardy
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Dra. Hj. Anik Lestari
Andjarwati, M.M
Judul
Penelitian : Pengaruh Gaya
Hidup, Fitur, dan Harga Terhadap
Keputusan Penggunaan
Handphone BlackBerry Curve 9300
Kesimpulan : Hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan
berdasarkan data yang dikumpulkan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Gaya hidup, fitur, dan harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian
BlackBerry Curve 9300 di WTC Surabaya secara bersama-sama sebesar 72,6%,
sedangkan sebesar 27,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini
2.
Gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300
(studi di WTC Surabaya) dan memiliki nilai nilai koefisien regresi 0,210
3.Fitur
berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 (studi di WTC
Surabaya) dan memiliki nilai koefisien regresi 0,201
4.Harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 (studi di WTC
Surabaya ) dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.147.