Selasa, 17 Desember 2013

BAB II



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen kemudian memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen tersebut dan meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan barang atau jasa tersebut, sehingga terjadi transaksi atau pertukaran antara produsen dengan konsumen. Pertukaran atau transaksi tersebut menyebabkan konsumen mendapatkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat kepada mereka, dan konsumen memberikan sejumlah imbalan dalam bentuk uang atau lainnya kepada produsen.
Philip Kotler (2008:6) mengatakan bahwa, pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2.1.1.  Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Alat pemasaran yang sangat populer dibagi ke dalam empat kelompok yang dikenal dengan nama 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi atau komunikasi). Alat pemasaran untuk jasa dikenal dengan sebutan 7P (4P + 3P) atau 4P yang diperluas.Ke 3P itu adalah people (orang-orang), process (proses), dan proof (bukti).
Keempat unsur bauran pemasaran tersebut harus dirumuskan dan dirancang berdasarkan kebutuhan dan kepentingan konsumen, karena konsumen adalah sasaran dari semua kegiatan pokok pemasaran.

2.2  Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku konsumen individual, kelompok, dan anggota masyarakat yang secara terus-menerus mengalami perubahan. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi yang dinamis mengenai perasaan, kognisi, perilaku, dan lingkungan di mana individu melakukan pertukaran dalam berbagai aspek di dalam kehidupannya (Petter dan Olson, 2010:5).
Hawkins dan Motherbaugh (2013:6) menyatakan, Consumer behavior is the study if individuals, groups or organization, andf the processes the use to select, secure, use, and dispose of product, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact the these processes have on the consumer and society”. Yang artinya perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih mengamankan menggunakan dan mengentikan produk jasa pengalaman ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

2.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong, ( 2001:196 )

1.      Faktor Budaya
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.

2.      Faktor Sosial
Faktor sosialjuga dapat mempengaruhi perilaku konsumen seperti, kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosialdari konsumen. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkan untuk menyusun strategi pemasaran.

3.      Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karateristik pribadi seperti usia dan tahap daur hidup pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan diri pembeli yang bersangkutan.

4.      Faktor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenetik maupun biologis. Namun pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, proes belajar, serta kepercayaan dan sikap.

2.3.1.     Gaya Hidup
Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukkan pada bagaimana individu menjalankan kehidupannya. Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana mereka menghabiskan uang dan waktunya ( Solomon, 2011). Sedangkan kepribadian lebih merujuk kepada karateristik psikologi yang melekat pada individu, keduanya terkait erat.
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (pattern in which people live and spend in time and money, Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995 hal. 449). Dari definisi
           
di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.
            Gaya hidup seringkali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opinidari seseorang (activities, interest, and opinions). Dari prespektif ekonomi, gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan perubahan hidupnya. Misalnya, seseorang baru saja dipromosikan menjadi direktur sebuahy perusahaan ternama. Jabatan baru tersebut menuntutnya harus berpakaian yang ssesuai dengan jabatannya. Ia mungkin lebih sering makan di restoran bersama kliennya, yang sebelumnya jarang ia lakukan. Intinya perubahan gaya hidup akan mengubah pola konsumsi seseorang.

2.3.2.     Harga
Dalam pemasaran pada umumnya berkaitan langsung dengan masalah harga suatu produk. Apakah harga sudah sesuai dengan kualitas produk? Berapakah harga yang sesuai? Jika penentuan atau penetapan harga tidak sesuai dengan kondisi produk, tentu saja akan masalah bagi pemasar. Misalnya harga yang ditetapkan terlalu mahal atau terlalu murah untuk produk untuk kualitas tertentu. Jika penetapan harga terlalu mahal, tidak sesuai dengan kualitasnya, konsumen cenderung meninggalkannya dan mencari produk sejenis lainnya. Sebaliknya jika penetapan harga produk terlalu murah, konsumen ada kemungkinan akan membeli dalam jumlah relatif banyak. Pada akhirnya kedua kesalahan penetapan harga produk di atas, sama-sama menimbulkan kerugian bagi produsen.
Menurut Kotler, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil, harga seringkali ditetapkan oleh manajemen puncak. Di perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer devisi atau manajer lini produk. Bahkan dalam perusahaan-perusahaan ini, manajemen puncak menyusun tujuan dan kebijakan tentang penetapan harga umum dan seringkali menyetujui harga yang diusulkan oleh manajemen peringkat bawah.

2.3.3.     Fitur
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2004:348) bahwa feature are competitive tool for diferentiating the company’s product from competitor’s product, yang artinya fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa.Yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Biasanya karateristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus.

2.4  Proses Pengambilan Keputusan

Pengenalan
masalah
Pencarian informasi
Evaluasi
 alternatif
Keputusan membeli
Perilaku pascabeli
 


z
Gambar 2.1
Model Proses Pembelian Lima Tahap (Ujang Sumarwan)

a.      Pengenalan Masalah
Menurut Ujang Sumarwan (2011:361), Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu kedaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

b.      Pencarian Informasi
Menurut Ujang Sumarwan (2011:363) pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

c.       Evaluasi Alternatif
Menurut Ujang Sumarwan (2011:367) tahap ketiga dari proses keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif (pre-purchase alternative evaluation). Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang dinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut Mowen dan Minor (1998), pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Proses evaluasi alternatif dan proses pembentukan kepercayaan dan sikap adalah proses yang sangat terkait erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternati pilihan.

d.      Keputusan Membeli
Menurut Ujang Sumarwan (2011:377) Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dan bagaimana cara membayarnya.

e.       Perilaku Pascakonsumsi
Menurut Ujang Sumarwan (2011:386) Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya, inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pascapembelian atau pasca konsumsi. Proses ini bisa juga disebut sebagai proses evaluasi alternatif tahap kedua. Hasil dari proses evaluasi pascakonsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut.

2.5  Kajian Penelitian Sejenis
1.      Nama Penulis              : Dian Ayu Puspita Ardy
Jurusan                        : Manajemen
Pembimbing                : Dra. Hj. Anik Lestari Andjarwati, M.M
Judul Penelitian           : Pengaruh Gaya Hidup, Fitur, dan Harga Terhadap              
Keputusan Penggunaan Handphone BlackBerry Curve   9300
Kesimpulan                 : Hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya hidup, fitur, dan harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 di WTC Surabaya secara bersama-sama sebesar 72,6%, sedangkan sebesar 27,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini
2. Gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 (studi di WTC Surabaya) dan memiliki nilai nilai koefisien regresi 0,210
3.Fitur berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 (studi di WTC Surabaya) dan memiliki nilai koefisien regresi 0,201
4.Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian BlackBerry Curve 9300 (studi di WTC Surabaya ) dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.147.

BAB 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam menjalin hubungan sosial di lingkungan masyrakat. Syarat terjadinya interaksi yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Komunikasi dapat berlangsung darimana saja baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalkan dengan menggunakan media komunikasi berupa  telpon genggam atau yang lebih dikenal dengan sebutan handphone yang saat ini sedang trend di masyarakat. Fungsi utama handphone sebagai alat komunikasi kini sudah mulai bergeser. Dahulu handphone hanya digunakan untuk menelpon ataupun dengan menggunakan SMS (Short Message Service) untuk menyampaikan pesan. Namun sekarang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang teknologi yang semakin hari semakin pesat, handphone telah berkembang modern, baik kehandalan, fasilitas fitur seperti adanya musik MP3, kamera, 3G, dan fitur-fitur lainnya yang terus ditingkatkan untuk memanjakan penggunanya.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan dampak terhadap masyarakat Indonesia seperti bertambah banyaknya pengguna handphone setiap harinya. Dahulunya handphone merupakan barang langka dan mewah, hanya kalangan ekonomi atas saja yang dapat memilikinya. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mutakhir menjadikan handphone sebagai barang primer yang mudah dibeli. Saat ini handphone telah menjadi alat komunikasi yang penting dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. Handphone kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat yang kepemilikannya bukan didasari oleh fungsi utamanya handphone itu sebagai alat komunikasi namun fitur dan harga menjadi pertimbangan dasar dalam pemilihan merek sebuah produk.
Begitu populernya handphone telah menjadikannya barang yang sangat dicari oleh masyarakat. Para produsen berlomba menciptakan produk dengan berbagai jenis merek dengan harga terjangkau. Banyak masyarakat tertarik membeli dan mengikuti keluaran handphone terbaru. Sebagian kelompok masyarakat di Indonesia menganggap bahwa handphone dengan harga mahal dapat menunjukkan identitas diri mereka. Kepopuleran handphone telah membuat alat komunikasi ini menjadi trend kebutuhan dan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Begitu banyaknya vendor-vendor yang menawarkan berbagai macam kecanggihan fitur-fitur produk mereka, membuat masyarakat semakin tertarik untuk membeli dan selalu mengikuti tren arah perkembangan teknologi. Tuntutan akan kebutuhan akses yang cepat dan mudah tanpa terbatas oleh ruang dan waktu membuat produsen telekomunikasi bersaing melakukan inovasi baru salah satu menciptkan alat komunikasi yang praktis yaitu smartphone. Perkembangan smartphone telah merevolusi perangkat mobile. Smartphone menggabungkan fitur handphone dan fitur komputer sehingga memperluas fungsi handphone konvensional. Selama periode yang cukup singkat smartphone telah berubah dari sebuah gaya yang terkesan mahal menjadi kebutuhan yang harus dimiliki.
Menjamurnya pasar smartphone membuat persaingan semakin ketat. Ketatnya persaingan membuat para pemasar berupaya memberikan produk dengan kualitas, fitur, dan harga. Dampak positifnya adalah masyarakat semakin terjangkau dengan harga smartphone yang beredar saat ini. Salah satu vendor terlaris di pasaran saat ini adalah BlackBerry.
BlackBerry pertama kali diperkenalkan pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.Perusahaan Starhub merupakan  pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan segala hal teknis mengenai instalasi BlackBerry melalui operator Indosat. Indosat BlackBerry menyediakan layanan BlackBerry Internet Service dan BlackBerry Enterprise Server. Menurut pakar internet Indonesia Onno Purbo seperti yang dikutip BBC pada tahun 2011 lalu, dia mengatakan bahwa, “popularitas BlackBerry juga didukung oleh desainnya yang unik, lucu serta menarik.Hal tersebut membuat orang semakin PeDe ketika memakainya”.
BlackBerry berhasil menggeser ponsel konvensional yang ada. Dari segi harga, perangkat ini juga lebih murah dibandingkan dengan Iphone yang juga sama-sama di pasarkan di Indonesia pada saat yang bersamaan. Menurut Patrick Spence, RIM Global Sales Chief, dikutip Reuters beberapa waktu lalu mengatakan bahwa, “RIM tetap mempertahankan pola penjualan serta produksi dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang akan bermigrasi dari ponsel lama ke dunia smartphone dan BlackBerry adalah jembatannya”. Salah satu alasan masyarakat lebih menyukai produk RIM daripada handset dari vendor lainnya adalah terdapatnya fasilitas BBM. Penggunaan fasilitas SMS, MMS, dan EMS di Indonesia memang cukup menguras pulsa, oleh karena itu fasilitas di dalam BlackBerry tersebut menjadi salah satu alternatif untuk menghemat pulsa. Saat ini hampir tidak mungkin menemukan ruang yang tidak ada pengguna BlackBerrynya. Ini terbukti dari analisis lembaga analisis pasar GFK, menyebutkan bahwa hingga triwulan tiga 2012, sebanyak 4,5 juta BlackBerry terjual di Indonesia. Angka penjualan BlackBerry tercatat paling tinggi dibandingkan smartphone lain di Indonesia. Pertumbuhan penjualan BlackBerry tampaknya didorong oleh ketersediaan BlackBerry entry level seperti BlackBerry 8520 (Gemini), Blackberry 9220 dan Blackberry 9320. Diluar BlackBerry GSM, belakangan juga marak BlackBerry CDMA yang harganya jauh lebih murah. Di sisi lain, menjamurnya komunitas publik terbentuk karena kesamaan minat, profesi, aktivitas keseharian, serta kebutuhan akan up date informasi juga ikut mempengaruhi pilihan atas suatu gadget. Sejauh ini BlackBerry mampu memenuhi kebutuhan itu. Blackberry Messenger (BBM) dan BlackBerry Internet Services (BIS) menjadi unggulan BlackBerry hingga saat ini dan belum terkalahkan oleh produk lain. Apa yang dimiliki BlackBerry hingga saat ini dan belum terkalahkan oleh produk lain. Apa yang dimiliki BlackBerry sangat menopang kebutuhan pengguna layanan telekomunikasi di Indonesia yang tengah deam berjejaring sosial atau menggunakan media sosial. Kenyamanan yang ditawarkan BlackBerry memang belum tergoyahkan sekalipun bermunculan smartphone dengan sistem operasi baru.        

1.2.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini :
Apakah  gaya hidup, harga, dan harga berpengaruh dalam keputusan pembelian handphone BlackBerry pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok?

1.3.   Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah variabel yang mencakup variabel gaya hidup, harga, dan fitur serta keputusan pembelian  pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 60 responden. Sedangkan waktu penelitian yang dijadwalkan hingga rampung hasil penelitian ini diperkirakan kurang lebih lima bulan dimulai dari bulan Maret samapai dengan bulan Juli tahun 2013.

1.4.   Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui faktor gaya hidup, harga, fitur yang mempengaruhi keputusan pembelian handphone BlackBerry pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok.
2.      Untuk mengetahui faktor apa yang dominan dalam melakukan keputusan pembelian di antara variabel gaya hidup, harga, dan fitur yang mempengaruhi keputusan pembelian handphone BlackBerry.

1.5.   Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Manfaat akademis
a.       Manfaat akademis dari penilitian bagi peneliti adalah :
Melalui penelitian ini diperoleh data-data yang digunakan sebagai bahan penyusunan Penelitian Ilmiah yang merupakan salah satu syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
b.      Manfaat akademis dari penelitian bagi Universitas adalah :
Melalui penelitian ini digunakan sebagai bahan kajian penelitian dalam penyusunan Penelitian Ilmiah bagi mahasiswa Universitas Gunadarma, Fakultas Ekonomi.
2.      Manfaat Praktis                    
a.       Manfaat praktis penelitian bagi konsumen handphone adalah :
Sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan pembelian handphone,terutama konsumen harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa saja yang dianggap penting agar konsumen merasa puas.
b.      Manfaat praktis dari penelitian bagi produsen handphone adalah
Sebagai bahan pertimbangan produsen dalam rangka menemukan strategi pengambilan keputusan pembuatan handphone, terutama produsen harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa saja yang dianggap penting agar produsen dan konsumen puas.
                       



judul PI

Judul PI              : PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA, DAN FITUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE BLACKBERRY PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI GUNADARMA DEPOK